Akhirat (Bahasa Arab: الآخرة; transliterasi: Akhirah) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir. Mereka-mereka yang beragama meyakini kehidupan akhirat sebagai tempat di mana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan dunia ini akan dibalas. Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini pasti akan mengatakan : meyakini hari kiamat sangat mudah, sama halnya meyakini adanya hari esok setelah hari ini, nanti setelah sekarang, memetik setelah menanam. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan di dunia, seseorang akan menjaga dari perbuatan sesuka hatinya, karena ia yakin segala perbuatan dalam kehidupannya sekarang akan dituainya di kemudian hari, yaitu alam sesudah kematian.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.
Dengan percaya dan beriman kepada hari kiamat kita akan didorong untuk selalu berbuat kebajikan, menghindari perbuatan dosa, tidak mudah putus asa, tidak sombong, tidak takabur dan lain sebagainya karena segala amal perbuatan kita dicatat oleh malaikat yang akan digunakan sebagai bahan referensi apakah kita akan masuk surga atau neraka.
Dengan percaya dan beriman kepada hari kiamat kita akan didorong untuk selalu berbuat kebajikan, menghindari perbuatan dosa, tidak mudah putus asa, tidak sombong, tidak takabur dan lain sebagainya karena segala amal perbuatan kita dicatat oleh malaikat yang akan digunakan sebagai bahan referensi apakah kita akan masuk surga atau neraka.
Iman kepada Hari Akhir dan pembalasan merupakan bagian dari ideologi agama yang mampu membantu manusia untuk menghindari perbuatan dosa. Arti dari iman kepada Ma'ad (Hari Akhir) adalah keyakinan bahwa setelah mati, manusia dengan izin Tuhan akan dibangkitkan kembali dan menghadapi pengadilan Ilahi. Kitab catatan perbuatan manusia dibentangkan dihadapan mereka. Manusia saat itu akan menyaksikan seluruh perbuatan baik dan buruknya, yang besar maupun kecil sepanjang hidupnya.
Allamah Tabatabai, filosof dan ahli tafsir Iran terkait hal ini mengatakan,"Manusia yang meyakini Hari Akhir senantiasa menyadari bahwa setiap perbuatannya di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ia mengetahui bahwa suatu hari akan datang saat di mana seluruh amal perbuatannya diperhitungkan dengan adil. Keyakinan akan proses pengadilan yang adil ini tidak akan mampu dilakukan oleh ratusan ribu polisi maupun agen rahasia, kerena mereka ini melakukan pekerjaan dari luar, namun pengawasan Tuhan adalah kontrol internal di mana tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengawasannya."
Ketika seseorang meyakini akan hari akhir dan memandang dirinya harus bertanggung jawab nanti dihadapan Tuhan, ia senantiasa akan menjaga setiap amal perbuatannya. Dalam kondisi seperti ini ia tidak membutuhkan polisi untuk mengawasi setiap tindakannya. Perbuatan terang-terangan atau rahasia baginya sama saja dan ia selalu menjaga hak masyarakat demi kerelaan Tuhan serta tidak melampaui hak dalam bertindak.
Di Islam setiap perbuatan ibadah merupakan kinerja yang mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan maksiat. Kewajiban seperti shalat, haji, khumus, puasa, zakat dan amar makruf dan nahi munkar mampu menjauhkan manusia dari perbuatan buruk. Di surat Ankabut ayat 45 Allah Swt berfirman,"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Peran lain Hari Akhir bagi akhlak dan keyakinan seseorang sangat jelas, karena manusia yang yakin akan adanya Hari Kiamat memandang dunia sesuai dengan realitanya dan menyakini dirinya tidak kekal di dunia. Dunia hanya tempat berteduh sementara, karena perjalanan sebenarnya manusia adalah menuju akhirat. Di sana kehidupan abadi manusia yang sejati. Berbeda dengan klaim kaum materialis yang menilai keyakinan terhadap Hari Kiamat telah membelenggu manusia, padahal iman kepada Hari Akhir menciptakan semangat tersendiri bagi manusia dan memiliki dampak positif yang besar.
Manusia yang beriman kepada Hari Akhir memiliki kemampuan untuk mengontrol berbagai kecenderungan negatif seperti egoisme, cinta harta, kekuasaan, hawa nafsu dan rasa marah. Sosok seperti ini melewati masa-masa sensitif kehidupannya dengan mengingat Hari Kiamat. Kepercayaan seperti ini akan memberinya keberanian dan rela berkorban, sehingga terciptalah pribadi yang meyakini syahadah sebagai puncak kemuliaan serta tujuan suci kehidupan.
Iman kepada Hari Kiamat dapat memberangus rasa putus asa dan pesimisme seseorang serta menjadikannya manusia yang penuh dengan optimisme dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini. Seorang mukmin memiliki keyakinan kuat bahwa kehidupannya tidak terbatas di dunia saja, namun setelah kematian masih ada kehidupan lain yang abadi. Di sanalah seluruh keinginan manusia yang ketika di dunia tidak terpenuhi akan ia dapatkan.
Menurut al-Quran, kehidupan abadi dan penuh kebahagiaan hanya kehidupan ukhrawi. Allah Swt di surat Ghafir ayat 39 berfirman, "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." Kesenangan dan kebahagiaan sejati hanya ada di surga. Di sana manusia tidak akan merasa kekurangan dan putus asa, karena di surga apa yang diharapkan manusia semuanya tersedia.
Allamah Tabatabai, filosof dan ahli tafsir Iran terkait hal ini mengatakan,"Manusia yang meyakini Hari Akhir senantiasa menyadari bahwa setiap perbuatannya di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ia mengetahui bahwa suatu hari akan datang saat di mana seluruh amal perbuatannya diperhitungkan dengan adil. Keyakinan akan proses pengadilan yang adil ini tidak akan mampu dilakukan oleh ratusan ribu polisi maupun agen rahasia, kerena mereka ini melakukan pekerjaan dari luar, namun pengawasan Tuhan adalah kontrol internal di mana tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengawasannya."
Ketika seseorang meyakini akan hari akhir dan memandang dirinya harus bertanggung jawab nanti dihadapan Tuhan, ia senantiasa akan menjaga setiap amal perbuatannya. Dalam kondisi seperti ini ia tidak membutuhkan polisi untuk mengawasi setiap tindakannya. Perbuatan terang-terangan atau rahasia baginya sama saja dan ia selalu menjaga hak masyarakat demi kerelaan Tuhan serta tidak melampaui hak dalam bertindak.
Di Islam setiap perbuatan ibadah merupakan kinerja yang mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan maksiat. Kewajiban seperti shalat, haji, khumus, puasa, zakat dan amar makruf dan nahi munkar mampu menjauhkan manusia dari perbuatan buruk. Di surat Ankabut ayat 45 Allah Swt berfirman,"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Peran lain Hari Akhir bagi akhlak dan keyakinan seseorang sangat jelas, karena manusia yang yakin akan adanya Hari Kiamat memandang dunia sesuai dengan realitanya dan menyakini dirinya tidak kekal di dunia. Dunia hanya tempat berteduh sementara, karena perjalanan sebenarnya manusia adalah menuju akhirat. Di sana kehidupan abadi manusia yang sejati. Berbeda dengan klaim kaum materialis yang menilai keyakinan terhadap Hari Kiamat telah membelenggu manusia, padahal iman kepada Hari Akhir menciptakan semangat tersendiri bagi manusia dan memiliki dampak positif yang besar.
Manusia yang beriman kepada Hari Akhir memiliki kemampuan untuk mengontrol berbagai kecenderungan negatif seperti egoisme, cinta harta, kekuasaan, hawa nafsu dan rasa marah. Sosok seperti ini melewati masa-masa sensitif kehidupannya dengan mengingat Hari Kiamat. Kepercayaan seperti ini akan memberinya keberanian dan rela berkorban, sehingga terciptalah pribadi yang meyakini syahadah sebagai puncak kemuliaan serta tujuan suci kehidupan.
Iman kepada Hari Kiamat dapat memberangus rasa putus asa dan pesimisme seseorang serta menjadikannya manusia yang penuh dengan optimisme dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini. Seorang mukmin memiliki keyakinan kuat bahwa kehidupannya tidak terbatas di dunia saja, namun setelah kematian masih ada kehidupan lain yang abadi. Di sanalah seluruh keinginan manusia yang ketika di dunia tidak terpenuhi akan ia dapatkan.
Menurut al-Quran, kehidupan abadi dan penuh kebahagiaan hanya kehidupan ukhrawi. Allah Swt di surat Ghafir ayat 39 berfirman, "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." Kesenangan dan kebahagiaan sejati hanya ada di surga. Di sana manusia tidak akan merasa kekurangan dan putus asa, karena di surga apa yang diharapkan manusia semuanya tersedia.
Tidak Ada Arti Kehidupan Tanpa Hari Akhir
Syi’ah meyakini bahwa suatu hari nanti seluruh umat manusia akan dibangkitkan dari kubur dan dilakukan hisab atau evaluasi atas perbuatan-perbuatan mereka di dunia. Yang berbuat baik akan mendapatkan sorga, sementara yang berbuat keburukan dicernplun.gkan ke nereka.
Allah, tiada Tuhari selain-Nya. Ia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak dapat diragukan kedatangannya. (QS. 4:87)
Adapnn orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan duniawi, neraka adalah tempat tingga/nya, sedangkan yang takut pada kebesaran Tuharinya dan mencegah dirinya dari mengikuti hawa nafsu, sorga adalah tempat tinggalnya. (QS. 79:37-41)
Syi’ah meyakini bahwa dunia ini adalah jembatan yang harus dilewati oleh manusia untuk sampai ke tempatnya yang abadi. Atau dengan kata lain, dunia adalah sekolah, pasar, atau ladang bagi hari akhir. Iniam ‘Ali as berkata tentang dunia:Sesungguhnya dunia adalah kampung kebenaran bagi yang benar dalamnya..., kampung kekayaan bagi yang membekali dirinya, kampung belajar bagi yang mengambil pelajaran, masjid kekasih Allah, mushalla para malaikat Allah, tempat turunnya wahyu, dan tempat berniaganya kekasih-kekasih Allah. (Nahjul-balaghah, mutiara-mutiara pendek no. 131)
Syi’ah meyakini bahwa suatu hari nanti seluruh umat manusia akan dibangkitkan dari kubur dan dilakukan hisab atau evaluasi atas perbuatan-perbuatan mereka di dunia. Yang berbuat baik akan mendapatkan sorga, sementara yang berbuat keburukan dicernplun.gkan ke nereka.
Allah, tiada Tuhari selain-Nya. Ia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak dapat diragukan kedatangannya. (QS. 4:87)
Adapnn orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan duniawi, neraka adalah tempat tingga/nya, sedangkan yang takut pada kebesaran Tuharinya dan mencegah dirinya dari mengikuti hawa nafsu, sorga adalah tempat tinggalnya. (QS. 79:37-41)
Syi’ah meyakini bahwa dunia ini adalah jembatan yang harus dilewati oleh manusia untuk sampai ke tempatnya yang abadi. Atau dengan kata lain, dunia adalah sekolah, pasar, atau ladang bagi hari akhir. Iniam ‘Ali as berkata tentang dunia:Sesungguhnya dunia adalah kampung kebenaran bagi yang benar dalamnya..., kampung kekayaan bagi yang membekali dirinya, kampung belajar bagi yang mengambil pelajaran, masjid kekasih Allah, mushalla para malaikat Allah, tempat turunnya wahyu, dan tempat berniaganya kekasih-kekasih Allah. (Nahjul-balaghah, mutiara-mutiara pendek no. 131)
Bukti-bukti Hari Akhir Nyata
Syi’ah meyakini bahwa bukti-bukti tentang hari akhir sangat jelas. Itu karena:
Pertama,kehidupan dunia tidak mungkin merupakan tujuan akhir penciptaan manusia, karena apalah artinya kehidupan jika ia hariya datang untuk beberapa saat, bahkan hariis menghadapi berbagai macam persoalan yang menghadangnya, kemudian mati dan berakhirlah segala sesuatu? Tidak mungkin.
Apakah kamu mengira bahwa Kami ciptakan kamu sia-sia dan kamu tidak kembali kepada Kami? (QS. 23:115)
Pada ayat ini ada isyarat bahwa kehidupan dunia akan menjadi sia-sia jika tanpa hari akhir.
Kedua,keadilan Ilahi menuntut pemisahari orang-orang saleh dari orang-orang bejat, supaya masing-masing mendapat ganjaran yang setinipal.
Apakah orang-orang yang berbuat maksiat mengira bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang berinian dan berbuat baik, sama antara hidup dan mati mereka? Sungguh buruk kesinipulan mereka. (QS. 45:21)
Ketiga, Kasih sayang Allah Swt yang luas menuntut tidak terputusnya kucuran anugrah-Nya dan kontinuitas proses kesempumaan manusia, al-takamul al-basyari, bagi orang-orang yang siap dan pantas mendapatkannya.
Dan telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak dapat diragukan lagi kedatangannya. (QS. 6:12)
Al-Quran berbicara kepada orang-orang yang meragukan hari akhir:
Mereka berkata: "Apabila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang haricur, apakah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?" Katakan: "Jadilah batu, besi, atau makhluk lain yang kamu anggap tidak mnngkin." Maka mereka akan berkata: "Siapakah yang menghidupkan kami?" Katakan: "Dialah Jang telah menciptkan kamu pada kali pertama. (QS. 17:49-51)
Maka, apakah Kami letih dengan penciptaan pertama? Sungguh mereka dalam keraguan tentang penciptaan baru. (QS. 50:15)
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami tapi lupa dengan penciptaannya sendiri dan berkata: "Siapakah yang dabat menghidupkan tulung-tulang yang telah kancur-lebur ini?" Katakan: Yang pertama kali menciptakannya, Dialah yang akan menhidupkannya". Sungguh Dia Maha Mengetahui tentang ciptaan-Nya. (QS 36:78-70)
Selain itu, penciptaan manusia bukan sesuatu yang sulit bila dibandingkan dengan penciptaaan langit dan bumi. Tuhari yang mampu menciptakan alam luas ini, yang mengandung aneka keajaiban dan kelebihari tentu saja mampu menghidupkan orang mati.
Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya kuasa menghidupkan orang mati. Ya, sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. 46:33)
Syi’ah meyakini bahwa bukti-bukti tentang hari akhir sangat jelas. Itu karena:
Pertama,kehidupan dunia tidak mungkin merupakan tujuan akhir penciptaan manusia, karena apalah artinya kehidupan jika ia hariya datang untuk beberapa saat, bahkan hariis menghadapi berbagai macam persoalan yang menghadangnya, kemudian mati dan berakhirlah segala sesuatu? Tidak mungkin.
Apakah kamu mengira bahwa Kami ciptakan kamu sia-sia dan kamu tidak kembali kepada Kami? (QS. 23:115)
Pada ayat ini ada isyarat bahwa kehidupan dunia akan menjadi sia-sia jika tanpa hari akhir.
Kedua,keadilan Ilahi menuntut pemisahari orang-orang saleh dari orang-orang bejat, supaya masing-masing mendapat ganjaran yang setinipal.
Apakah orang-orang yang berbuat maksiat mengira bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang berinian dan berbuat baik, sama antara hidup dan mati mereka? Sungguh buruk kesinipulan mereka. (QS. 45:21)
Ketiga, Kasih sayang Allah Swt yang luas menuntut tidak terputusnya kucuran anugrah-Nya dan kontinuitas proses kesempumaan manusia, al-takamul al-basyari, bagi orang-orang yang siap dan pantas mendapatkannya.
Dan telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak dapat diragukan lagi kedatangannya. (QS. 6:12)
Al-Quran berbicara kepada orang-orang yang meragukan hari akhir:
Mereka berkata: "Apabila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang haricur, apakah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?" Katakan: "Jadilah batu, besi, atau makhluk lain yang kamu anggap tidak mnngkin." Maka mereka akan berkata: "Siapakah yang menghidupkan kami?" Katakan: "Dialah Jang telah menciptkan kamu pada kali pertama. (QS. 17:49-51)
Maka, apakah Kami letih dengan penciptaan pertama? Sungguh mereka dalam keraguan tentang penciptaan baru. (QS. 50:15)
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami tapi lupa dengan penciptaannya sendiri dan berkata: "Siapakah yang dabat menghidupkan tulung-tulang yang telah kancur-lebur ini?" Katakan: Yang pertama kali menciptakannya, Dialah yang akan menhidupkannya". Sungguh Dia Maha Mengetahui tentang ciptaan-Nya. (QS 36:78-70)
Selain itu, penciptaan manusia bukan sesuatu yang sulit bila dibandingkan dengan penciptaaan langit dan bumi. Tuhari yang mampu menciptakan alam luas ini, yang mengandung aneka keajaiban dan kelebihari tentu saja mampu menghidupkan orang mati.
Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya kuasa menghidupkan orang mati. Ya, sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. 46:33)
Kebangkitan Jasmani
Syi’ah meyakini bahwa tubuh dan jiwa atau ruh manusia bersama-sama akan dibangkitkan di akhirat dan bersama-sama pula akan menempuh kehidupan baru, sebab keduanya telah bersama-sama hidup di dunia. Karena itu bersama-sama pula harus menerinia balasan yang setinipal, pahala atau hukuman.
Di samping itu, sebagian besar ayat-ayat al-Quran yang berbicara mengenai kebangkitan justru mengisyaratkan tentang kebangkitan jasmani, seperti jawaban al-Quran atas kebingungan orang-orang yang menentang kebangkjtan jasmani, yang mempertanyakan bagainiana tulang-tulang yang telah haricur dapat kembali hidup, bahwa:
Katakanlah, yang menghidupkannya adalah yang pertama kali menciptakannya. (QS. 36:79)
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya? Tentu Kami bisa, dan Kami kuasa mengumpulkan jarijemarinya dengan sempuma. (QS. 75:3-4)
Ayat-ayat di atas dan yang sejenisnya dengan jelas menunjukkan adanya kebangkitan jasmani. Demikian pula ayat-ayat yang berbicara mengenai kebangkitan dari kubur. Ya, rnemang sebagian besar ayat-ayat yang berbicara mengenai hari kebangkitan menegaskan adanya kebangkitan jasmani dan ruharii.
Syi’ah meyakini bahwa tubuh dan jiwa atau ruh manusia bersama-sama akan dibangkitkan di akhirat dan bersama-sama pula akan menempuh kehidupan baru, sebab keduanya telah bersama-sama hidup di dunia. Karena itu bersama-sama pula harus menerinia balasan yang setinipal, pahala atau hukuman.
Di samping itu, sebagian besar ayat-ayat al-Quran yang berbicara mengenai kebangkitan justru mengisyaratkan tentang kebangkitan jasmani, seperti jawaban al-Quran atas kebingungan orang-orang yang menentang kebangkjtan jasmani, yang mempertanyakan bagainiana tulang-tulang yang telah haricur dapat kembali hidup, bahwa:
Katakanlah, yang menghidupkannya adalah yang pertama kali menciptakannya. (QS. 36:79)
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya? Tentu Kami bisa, dan Kami kuasa mengumpulkan jarijemarinya dengan sempuma. (QS. 75:3-4)
Ayat-ayat di atas dan yang sejenisnya dengan jelas menunjukkan adanya kebangkitan jasmani. Demikian pula ayat-ayat yang berbicara mengenai kebangkitan dari kubur. Ya, rnemang sebagian besar ayat-ayat yang berbicara mengenai hari kebangkitan menegaskan adanya kebangkitan jasmani dan ruharii.
Alam Sesudah Mati
Syi’ah meyakini bahwa apa yang ada di dunia sana, alam sesudah mati, kiamat, sorga, dan neraka jauh dari apa yang kita ketahui di kehidupan dunia yang terbatas ini.
Tidak seorang pun mengetahui sesuatu yang menyenangkan pandangan mata yang disembunyikan bagi mereka sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. (QS. 32:17)
Dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah Swt berfirman:
Kupersiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang salih sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didingar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati seseorang.[1]
Kehidupan kita di dunia ini, bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat, ibarat kehidupan janin dalam rahini ibunya, yaitu serba terbatas dan tidak dapat menangkap apa yang ada di luar. Janin tidak mengetahui apa itu matahari, bulan, udara, bunga, deburan ombak di laut, dan sebagainya, meskipun si janin anggaplah memiliki akal dan kecerdasan. Demikian pula kita, bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
Syi’ah meyakini bahwa apa yang ada di dunia sana, alam sesudah mati, kiamat, sorga, dan neraka jauh dari apa yang kita ketahui di kehidupan dunia yang terbatas ini.
Tidak seorang pun mengetahui sesuatu yang menyenangkan pandangan mata yang disembunyikan bagi mereka sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. (QS. 32:17)
Dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah Swt berfirman:
Kupersiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang salih sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didingar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati seseorang.[1]
Kehidupan kita di dunia ini, bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat, ibarat kehidupan janin dalam rahini ibunya, yaitu serba terbatas dan tidak dapat menangkap apa yang ada di luar. Janin tidak mengetahui apa itu matahari, bulan, udara, bunga, deburan ombak di laut, dan sebagainya, meskipun si janin anggaplah memiliki akal dan kecerdasan. Demikian pula kita, bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
Hari Kebangkitan dan Amal Ibadah
Syi’ah meyakini bahwa pada hari kiamat nanti setiap orang akan menerinia buku catatan amalnya. Orang saleh akan menerinianya dengan tangan kanannya, sementara orang fasik akan menerinia dengan tangan kirinya.
Ada pun orang yang menerinia kitabnya dengan tangan kanannya, maka ia berkata "Bacalah kitabku. Aku yakin akan sampai pada hisab amalku." Ia berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam sorga yang tinggi, yang buah-buaharinya amat dekat dengannya. (QS. 69:19-23)
Sementara orang yang menerinia kitabnya dengan tangan kirinya berkata: "Wahai, alangkah baiknya jika aku tidak menerinia kitabku dan tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (QS. 69:25-26)
Akan tetapi, bagainiana bentuk buku catatan itu dan bagainiana ia ditulis, yang data-datanya tidak dapat diingkari oleh siapa pun adalah sesuatu yang tidak jelas buat kita. Seperti yang sudah kita singgung, hari kebangkitan mengandung banyak misteri yang ddak dapat dijangkau oleh manusia. Hariya saja kita tidak dapat mengingkari keberadaannya.
Syi’ah meyakini bahwa pada hari kiamat nanti setiap orang akan menerinia buku catatan amalnya. Orang saleh akan menerinianya dengan tangan kanannya, sementara orang fasik akan menerinia dengan tangan kirinya.
Ada pun orang yang menerinia kitabnya dengan tangan kanannya, maka ia berkata "Bacalah kitabku. Aku yakin akan sampai pada hisab amalku." Ia berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam sorga yang tinggi, yang buah-buaharinya amat dekat dengannya. (QS. 69:19-23)
Sementara orang yang menerinia kitabnya dengan tangan kirinya berkata: "Wahai, alangkah baiknya jika aku tidak menerinia kitabku dan tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. (QS. 69:25-26)
Akan tetapi, bagainiana bentuk buku catatan itu dan bagainiana ia ditulis, yang data-datanya tidak dapat diingkari oleh siapa pun adalah sesuatu yang tidak jelas buat kita. Seperti yang sudah kita singgung, hari kebangkitan mengandung banyak misteri yang ddak dapat dijangkau oleh manusia. Hariya saja kita tidak dapat mengingkari keberadaannya.
Kesaksian di Hari Kiamat
Syi’ah meyakini bahwa Allah Swt menyaksikan semua perbuatan kita. Demikian pula halnya dengan tangan, kaki, kulit, bumi yang kita huni, dan sebagainya adalah saksi-saksi lain di luar Allah Swt.
Hari ini Kami tutup mulut mereka sementara tangan-tangan mereka berbicara kepada Kami dan kaki-kaki mereka bersaksi atas apa yang mereka perbuat. (QS. 36:65)
Dan mereka berkata kepada kulit-kulit mereka: "Mengapa kalian bersaksi atas kami?" Kulit-kulit itu berkata: "Allah yang telah membuat segala sesuatu berbicara, Dialah yang telah membuat kami berbicara. (QS. 41:21)
Hari itu bumi menceritakan berita-beritanya karena Tuhanmu telah memerintahkannya. (QS.99:4-5)
Syi’ah meyakini bahwa Allah Swt menyaksikan semua perbuatan kita. Demikian pula halnya dengan tangan, kaki, kulit, bumi yang kita huni, dan sebagainya adalah saksi-saksi lain di luar Allah Swt.
Hari ini Kami tutup mulut mereka sementara tangan-tangan mereka berbicara kepada Kami dan kaki-kaki mereka bersaksi atas apa yang mereka perbuat. (QS. 36:65)
Dan mereka berkata kepada kulit-kulit mereka: "Mengapa kalian bersaksi atas kami?" Kulit-kulit itu berkata: "Allah yang telah membuat segala sesuatu berbicara, Dialah yang telah membuat kami berbicara. (QS. 41:21)
Hari itu bumi menceritakan berita-beritanya karena Tuhanmu telah memerintahkannya. (QS.99:4-5)
Siratal Mustaqini dan Tinibangan Amal
Syi’ah meyakini bahwa di akhirat nanti akan ada tinibangan amal dan jembatan siratal-mustaqini, yaitu jembatan yang terbentang di atas neraka, yang akan dilalui oleh setiap orang. Jalan ke sorga pun harus dengan melintas di atas neraka.
Setiap kamu pasti akan mendatangi neraka. Bagi Tuhanmu hal itu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang yang taqwa dan membiarkan orang-orang yang tersungkur di dalamnya. (QS. 19:71-72)
Akan tetapi untuk mampu melewati jalan yang berbahaya ini tergantung pada amal perbuatan manusia itu sendiri, sebagainiana ujar sebuah hadis:
Di antara mereka ada yang berjalan seperti kilat. Di antara mereka ada yang berjalan seperti larinya kuda. Di antara mereka ada yang berjalan merangkak. Di antara mereka ada yang berjalan kaki. Di antara mereka ada yang berjalan bergantung, kadang disambar api dan kadang lepas dari sambaran api.[2]
Sedang yang disebut tinibangan itu, sebagainiana namanya, ialah alat untuk meninibang amal manusia. Pada hari itu, semua amal manusia akan ditinibang dan dihisab satu persatu;
Dan Kami akan memasang tinibangan yang akurat pada hari kiamat. Tidak seorangpun akan dirugikan. Dan meskipun seberat biji sawi, Kami tetap akan memberikan ganjaran padanya. Cukuplah Kami sebagai penghitung. (QS. 21:47)
Adapun orang yang tinibangannya berat, maka ia akan berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Tetapi orang yang tinibangannya ringan, maka tempatnya adalah neraka. (QS. 101:6-9)
Ya, Syi’ah meyakini bahwa keselamatan manusia pada hari itu tergantung amalnya. Khayalan dan angan-angannya sama sekali tidak dapat menyelamatkannya dari panasnya api neraka. Ia hariya dapat berharap dari ketaqwaan dan kesucian dirinya.
Tiap orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. (QS. 74:38)
Demikianlah penjelasan singkat mengenai siratal-mustaqini dan tinibangan amal. Adapun rinciannya, kita sama sekali tidak mengetahuinya, karena alam akhirat jauh lebih tinggi dan lebih luas dari alam dunia kita. Karena itu adalah sangat sulit bahkan mustahil bagi kita untuk dapat memahami permasalahan yang berkaitan dengan alam itu.
Syi’ah meyakini bahwa di akhirat nanti akan ada tinibangan amal dan jembatan siratal-mustaqini, yaitu jembatan yang terbentang di atas neraka, yang akan dilalui oleh setiap orang. Jalan ke sorga pun harus dengan melintas di atas neraka.
Setiap kamu pasti akan mendatangi neraka. Bagi Tuhanmu hal itu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang yang taqwa dan membiarkan orang-orang yang tersungkur di dalamnya. (QS. 19:71-72)
Akan tetapi untuk mampu melewati jalan yang berbahaya ini tergantung pada amal perbuatan manusia itu sendiri, sebagainiana ujar sebuah hadis:
Di antara mereka ada yang berjalan seperti kilat. Di antara mereka ada yang berjalan seperti larinya kuda. Di antara mereka ada yang berjalan merangkak. Di antara mereka ada yang berjalan kaki. Di antara mereka ada yang berjalan bergantung, kadang disambar api dan kadang lepas dari sambaran api.[2]
Sedang yang disebut tinibangan itu, sebagainiana namanya, ialah alat untuk meninibang amal manusia. Pada hari itu, semua amal manusia akan ditinibang dan dihisab satu persatu;
Dan Kami akan memasang tinibangan yang akurat pada hari kiamat. Tidak seorangpun akan dirugikan. Dan meskipun seberat biji sawi, Kami tetap akan memberikan ganjaran padanya. Cukuplah Kami sebagai penghitung. (QS. 21:47)
Adapun orang yang tinibangannya berat, maka ia akan berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Tetapi orang yang tinibangannya ringan, maka tempatnya adalah neraka. (QS. 101:6-9)
Ya, Syi’ah meyakini bahwa keselamatan manusia pada hari itu tergantung amalnya. Khayalan dan angan-angannya sama sekali tidak dapat menyelamatkannya dari panasnya api neraka. Ia hariya dapat berharap dari ketaqwaan dan kesucian dirinya.
Tiap orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. (QS. 74:38)
Demikianlah penjelasan singkat mengenai siratal-mustaqini dan tinibangan amal. Adapun rinciannya, kita sama sekali tidak mengetahuinya, karena alam akhirat jauh lebih tinggi dan lebih luas dari alam dunia kita. Karena itu adalah sangat sulit bahkan mustahil bagi kita untuk dapat memahami permasalahan yang berkaitan dengan alam itu.
Syafaat di Hari Kiamat
Syi’ah meyakini bahwa para nabi, iniam maksum, dan wali-wali Allah akan memberi syafaat kepada sebagian pendosa dengan izin Allah, sebagai bagian dari pemberian maaf Allah kepada hamba-hamba-Nya. Akan tetapi jangan lupa bahwa izin itu hariya diberikan kepada orang-orang yang tidak memutus hubungan dengan Allah dan para kekasih-Nya. Dengan demikian, syafaat tidak berlaku mudak, tapi dengan syarat-syarat tertentu, yang ada hubunganya dengan amal dan niat kata.
Mereka tidak akan memberikan syafaat kecuali terhadap orang yang diridhai Allah (QS21:28)
Syafaat, seperti yang pernah kita singgung, adalah sebuah metoda pendidikan dan alat untuk mencegah seseorang bergeliniang dalam dosa serta putus hubungan dengan para kekasih Allah, sekaligus mendorongnya meninggalkan perbuatan dosa dan kembali kepada Allah.
Tidak dapat diragukan baliwa maqam syafaat agung adalah untuk Rasulullah saw; baru kemudian para nabi, iniam-iniam yang suci, para ulama, syuhada, mukminin, bahkan Quran, dan amal salih.
Diriwayatkan dari Iniam Shadiq:
Tidak seorangpun, baik dari generasi awwalin, orang-orang pertama, maupun generasi akhirin, orang-orang kemudian, kecuali memerlukan syafaat Nabi Muhammad saw pada hari akhir. (Bihar al-Anwar, VIII: 42)
Dalam riwayat lain dari Nabi saw:
Pemberi syafaat ada linia kelompok, yaitu Quran, kasih sayang, amanah, nabi kamu, dan Ahlubait nabiniu. (Kanzul-ummalYN :390,hadis 39-41)
Pada hadis lain dari Iniarn Shadiq:
Jika hari kiamat tiba, Allah bangkitkan orang berilmu, ulama, dan ahli ibadah (al-dbid). Ketika keduanya bersinipuh di hadapan Allah, kepada al-abid dikatakan: ''Masuklah ke sorga'', sementara itu kepada ulama dikatakan: "Berdirilah di sini dan berikan syafaat kepada orang-orang karena baiknya pengajaranmu kepada mereka. (Bihar al-Anwar, VIII :56, hadis 66)
Dalam hadis ini terkandung filsafat syafaat yang menarik.
Syi’ah meyakini bahwa para nabi, iniam maksum, dan wali-wali Allah akan memberi syafaat kepada sebagian pendosa dengan izin Allah, sebagai bagian dari pemberian maaf Allah kepada hamba-hamba-Nya. Akan tetapi jangan lupa bahwa izin itu hariya diberikan kepada orang-orang yang tidak memutus hubungan dengan Allah dan para kekasih-Nya. Dengan demikian, syafaat tidak berlaku mudak, tapi dengan syarat-syarat tertentu, yang ada hubunganya dengan amal dan niat kata.
Mereka tidak akan memberikan syafaat kecuali terhadap orang yang diridhai Allah (QS21:28)
Syafaat, seperti yang pernah kita singgung, adalah sebuah metoda pendidikan dan alat untuk mencegah seseorang bergeliniang dalam dosa serta putus hubungan dengan para kekasih Allah, sekaligus mendorongnya meninggalkan perbuatan dosa dan kembali kepada Allah.
Tidak dapat diragukan baliwa maqam syafaat agung adalah untuk Rasulullah saw; baru kemudian para nabi, iniam-iniam yang suci, para ulama, syuhada, mukminin, bahkan Quran, dan amal salih.
Diriwayatkan dari Iniam Shadiq:
Tidak seorangpun, baik dari generasi awwalin, orang-orang pertama, maupun generasi akhirin, orang-orang kemudian, kecuali memerlukan syafaat Nabi Muhammad saw pada hari akhir. (Bihar al-Anwar, VIII: 42)
Dalam riwayat lain dari Nabi saw:
Pemberi syafaat ada linia kelompok, yaitu Quran, kasih sayang, amanah, nabi kamu, dan Ahlubait nabiniu. (Kanzul-ummalYN :390,hadis 39-41)
Pada hadis lain dari Iniarn Shadiq:
Jika hari kiamat tiba, Allah bangkitkan orang berilmu, ulama, dan ahli ibadah (al-dbid). Ketika keduanya bersinipuh di hadapan Allah, kepada al-abid dikatakan: ''Masuklah ke sorga'', sementara itu kepada ulama dikatakan: "Berdirilah di sini dan berikan syafaat kepada orang-orang karena baiknya pengajaranmu kepada mereka. (Bihar al-Anwar, VIII :56, hadis 66)
Dalam hadis ini terkandung filsafat syafaat yang menarik.
Alam Barzakh
Syi’ah meyakini bahwa di antara alam dunia dan alam akhirat ada alam ketiga yang disebut dengan alam barzakh, yaitu alam di mana ruh manusia bersemayam di sana sesudah kematian hingga datang hari kiamat.
Dan di belakang mereka ada alam barzikh sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. 23:100)
Tetapi pengetahuan kita tentang alam ini sebetulnya tidak banyak, kecuali bahwa arwah orang-orang salih akan bersemayam di tempat yang mulia dan mendapat nikmat yang berlinipah.
Jangan kamu kira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, tapi sesungguhnya mereka hidup di sisi tuhan mereka dan mendapat rezeki. (QS. 3:169)
Sementara arwah orang-orang yang zalini, para tiran, dan pendukung-pendukungnya akan tersiksa, sebagainiana yang dinyatakan Allah tentang Fira'un dan keluarganya.
Kepada mereka ditayangkan neraka pagi dan petang, dan pada saat datangnya hari kiamat (ia berkata): "Masukkan keluarga Firaun dalam siksa yang paling berat. (QS. 40:46)
Selain kedua kelompok di atas, ada kelompok lain yang tidak termasuk salah satu dari keduanya, yaitu mereka yang dosa-dosanya tidak sebesar kelompok kedua. Mereka tidak mendapat siksaan, tapi juga tidak memperoleh kenikmatan. Mereka seakan tidur dan baru bangun ketika kiamat tiba.
Dan pada saat datangya hari kiamat, orang-orang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak tinggal dalam kubur kecuali sebentar. (QS. 30:55)
Dan orang-orang yang diberi ilmu dan inian berkata (kepada para pendosa): "Kamu telah tingga! (di dalam kubur) atas ketetapan Allah hingsa hari kebangkitan. Dan ini adalah hari kebangkitan, tapi kamu tidak tahu. (QS. 30:56)
Dalam sebuah hadis Nabi saw disebutkan:
Kuburan itu boleh jadi merupakan taman dari taman-taman sorga atau lubang dari lubang-lubang api neraka.[3]
Syi’ah meyakini bahwa di antara alam dunia dan alam akhirat ada alam ketiga yang disebut dengan alam barzakh, yaitu alam di mana ruh manusia bersemayam di sana sesudah kematian hingga datang hari kiamat.
Dan di belakang mereka ada alam barzikh sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. 23:100)
Tetapi pengetahuan kita tentang alam ini sebetulnya tidak banyak, kecuali bahwa arwah orang-orang salih akan bersemayam di tempat yang mulia dan mendapat nikmat yang berlinipah.
Jangan kamu kira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, tapi sesungguhnya mereka hidup di sisi tuhan mereka dan mendapat rezeki. (QS. 3:169)
Sementara arwah orang-orang yang zalini, para tiran, dan pendukung-pendukungnya akan tersiksa, sebagainiana yang dinyatakan Allah tentang Fira'un dan keluarganya.
Kepada mereka ditayangkan neraka pagi dan petang, dan pada saat datangnya hari kiamat (ia berkata): "Masukkan keluarga Firaun dalam siksa yang paling berat. (QS. 40:46)
Selain kedua kelompok di atas, ada kelompok lain yang tidak termasuk salah satu dari keduanya, yaitu mereka yang dosa-dosanya tidak sebesar kelompok kedua. Mereka tidak mendapat siksaan, tapi juga tidak memperoleh kenikmatan. Mereka seakan tidur dan baru bangun ketika kiamat tiba.
Dan pada saat datangya hari kiamat, orang-orang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak tinggal dalam kubur kecuali sebentar. (QS. 30:55)
Dan orang-orang yang diberi ilmu dan inian berkata (kepada para pendosa): "Kamu telah tingga! (di dalam kubur) atas ketetapan Allah hingsa hari kebangkitan. Dan ini adalah hari kebangkitan, tapi kamu tidak tahu. (QS. 30:56)
Dalam sebuah hadis Nabi saw disebutkan:
Kuburan itu boleh jadi merupakan taman dari taman-taman sorga atau lubang dari lubang-lubang api neraka.[3]
Balasan Spritual dan Material
Syi’ah meyakini bahwa pembalasan di hari kiamat mencakup dua sisi, material dan spiritual. Karena kebangkitan mengandung sisi material dan spiritual.
Ada pun yang tertera di dalam al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang sorga, bahwa sungai-sungai mengalir di bawahnya:
Allah telah menyediakan surga untuk mereka yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. 9:89)
Makanan yang tak putus-putus dan keteduhari yang tems menerus.
Perumpamaan sorga yang dtjanjikan kepada orang-orang yang taqwa (ialah surga) yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, makanannya abadi (tak habis-habisnya) begitupun naungannya. Itulah kesudahan orang-orang yang bertaqwa sedang kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.(QS.13:35)
Bidadari-Bidadari (pasangan-pasangan) yang suci bagi orang-orang yang beriman,
Katakanlah, "Apakah kamu ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikilan itu?" Yaitu untuk orang-orang yang bertaqwa pada sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka itu kekal di dalamnya, dan ada pasangan-pasangan yang suci serta keridhaan dari Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. 3:15)
Dan tentang neraka, "Jilatan apinya sangat menyakitkan." Semua itu menunjukkan dimensi material pembalasan di hari akhir. Akan tetapi yang lebih penting dari pada itu semua ialah balasan spiritual, yang tercermin dalam pancaran cahaya ma'rifat Ilahi, kedekatan rohani pada al-Khaliq, dan penampakan keindahari dan keagungan-Nya, tajaliyah al-jamal wa al-jahl, suatu kenikmatan yang tiada tara, yang tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata maupun pena.
Di beberapa ayat al-Quran, setelah menyebutkan tentang sejumlah kenikmatan material sorga, al-Quran mengungkapkan bahwa:
Ridha Allah lebih besar dan bahwa itulah keuntungan yang agung. (QS. 9:72).
Ya, memang tiada kenikmatan yang lebih besar dari pada mendapatkan diri bahwa Allah ridha kepadanya. Dalam hadis qudsi dari Iniam 'Ali Ibn Husain as disebutkan bahwa Allah Swt berfirman:
Ridha-Ku dan cinta-Ku kepadamu lebih baik dan lebih besar dari apa yang kamu miliki sekarang. (Tafsir al-Mizan, IX, Ayat QS. 9:72)
Sungguh, tidak ada yang lebih nikmat dari pada diseru oleh Allah Swt:
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku. (QS. 89:27-30).
[1] Hadis ini dirwayatkan oleh Bukhari Muslim dan lain-lain serta dicantumkan oleh para mufassir dalam kitab-kitab mereka seperti Tabarsi, Alusi, dan Qurtubi.
[2] Hadits di atas diriwayatkan oleh Syi’ah maupun Ahlus Sunah dengan sedikit perbedaan redaksi, seperti dapat dilihat pada: Kanzul Ummal, hadits nomor 39036, Qurtubi jilid VI h. 4175 di bawah ayat 71 surah Maryam, dan Shoduq dalam kitab Amali dari Imam Ja'far Shodiq hal. yang sama, juga dapat dilihat pada Shahih Bukhari, VIII h. 146 di bawah judul “Al-Shirath Jembatan Neraka”.
[3] Hadits di atas dapat dilihat pada Shohih Turmuzi, IV Kitab Sifat al-Qiyamah, bab 67 hadits nomor 246. Sementara itu dalam sumber-sumber Syi’ah hadits di atas kadang diriwayatkan dari Imam Ali ibn abi Thalib dan kadang dari Ali ibn Husain. (Lihat Bihar al-Awar, VI, h. 214 dan 218.)
Syi’ah meyakini bahwa pembalasan di hari kiamat mencakup dua sisi, material dan spiritual. Karena kebangkitan mengandung sisi material dan spiritual.
Ada pun yang tertera di dalam al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang sorga, bahwa sungai-sungai mengalir di bawahnya:
Allah telah menyediakan surga untuk mereka yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. 9:89)
Makanan yang tak putus-putus dan keteduhari yang tems menerus.
Perumpamaan sorga yang dtjanjikan kepada orang-orang yang taqwa (ialah surga) yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, makanannya abadi (tak habis-habisnya) begitupun naungannya. Itulah kesudahan orang-orang yang bertaqwa sedang kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.(QS.13:35)
Bidadari-Bidadari (pasangan-pasangan) yang suci bagi orang-orang yang beriman,
Katakanlah, "Apakah kamu ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikilan itu?" Yaitu untuk orang-orang yang bertaqwa pada sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka itu kekal di dalamnya, dan ada pasangan-pasangan yang suci serta keridhaan dari Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. 3:15)
Dan tentang neraka, "Jilatan apinya sangat menyakitkan." Semua itu menunjukkan dimensi material pembalasan di hari akhir. Akan tetapi yang lebih penting dari pada itu semua ialah balasan spiritual, yang tercermin dalam pancaran cahaya ma'rifat Ilahi, kedekatan rohani pada al-Khaliq, dan penampakan keindahari dan keagungan-Nya, tajaliyah al-jamal wa al-jahl, suatu kenikmatan yang tiada tara, yang tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata maupun pena.
Di beberapa ayat al-Quran, setelah menyebutkan tentang sejumlah kenikmatan material sorga, al-Quran mengungkapkan bahwa:
Ridha Allah lebih besar dan bahwa itulah keuntungan yang agung. (QS. 9:72).
Ya, memang tiada kenikmatan yang lebih besar dari pada mendapatkan diri bahwa Allah ridha kepadanya. Dalam hadis qudsi dari Iniam 'Ali Ibn Husain as disebutkan bahwa Allah Swt berfirman:
Ridha-Ku dan cinta-Ku kepadamu lebih baik dan lebih besar dari apa yang kamu miliki sekarang. (Tafsir al-Mizan, IX, Ayat QS. 9:72)
Sungguh, tidak ada yang lebih nikmat dari pada diseru oleh Allah Swt:
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku. (QS. 89:27-30).
[1] Hadis ini dirwayatkan oleh Bukhari Muslim dan lain-lain serta dicantumkan oleh para mufassir dalam kitab-kitab mereka seperti Tabarsi, Alusi, dan Qurtubi.
[2] Hadits di atas diriwayatkan oleh Syi’ah maupun Ahlus Sunah dengan sedikit perbedaan redaksi, seperti dapat dilihat pada: Kanzul Ummal, hadits nomor 39036, Qurtubi jilid VI h. 4175 di bawah ayat 71 surah Maryam, dan Shoduq dalam kitab Amali dari Imam Ja'far Shodiq hal. yang sama, juga dapat dilihat pada Shahih Bukhari, VIII h. 146 di bawah judul “Al-Shirath Jembatan Neraka”.
[3] Hadits di atas dapat dilihat pada Shohih Turmuzi, IV Kitab Sifat al-Qiyamah, bab 67 hadits nomor 246. Sementara itu dalam sumber-sumber Syi’ah hadits di atas kadang diriwayatkan dari Imam Ali ibn abi Thalib dan kadang dari Ali ibn Husain. (Lihat Bihar al-Awar, VI, h. 214 dan 218.)
3 komentar:
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/11/bahaya-mengerikan-penis-yang-melengkung.html
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/11/penis-yang-besar-bukan-jaminan-seks.html
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/11/keuntungan-tidak-merokok-di-negara.html
Joint US
- BBM : D8809807 / 2B8EC0D2
- WA : +62813-2938-6562
- Line : Domino1945. com
http://pokerpelangi1131.blogspot.com/2017/11/yukkk-segera-bergabung.html
http://hokipelangi.blogspot.com/2017/11/pagi-harii-membagi-rezeki.html
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!
Posting Komentar
Diharapkan berkomentar dengan santun, jika komentar bernada hujatan, propokasi, maka kami berhak menghapus komentar anda.